Senin, 01 September 2008

Pemkab kehilangan Potensi pendapatan Rp 4,8 Miliar pertahun


SERANG, TRIBUN - Dari sejumlah aset berupa sawah dan lahan yang disewakan kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten Serang seharusnya memiliki pendapatan sedikitnya Rp 4,8 per tahun. Namun ironinya tahun ini tidak sedikitpun dari pendapatan tersebut yang tercatat masuk ke kas daerah.

"Tahun lalu cuma Rp 4 juta. Kami nggak tahu ya apa tidak masuk ke kas daerah atau memang tidak dipungut. Tapi yang jelas pendapatan dari sektor itu kok sedikit sekali bahkan nol," kata anggota Panitia Anggaran Legislatif (PAL) DPRD Kabupaten Serang Abdul Muhyi, Senin (1/9).

Menurut Muhyi, hal tersebut terungkap dalam pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) sebagai bagian dari pembahasan APBD-P oleh PAL DPRD Kabupaten Serang belum lama ini.

Adapun aset berupa sawah yang disewakan kepada masyarakat tersebut, kata Muhyi, adalah 400 hektar di Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, dan 40 hektar di Desa Cigelam, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang.

"Yang 400 hektar aja nih ya. Dengan asumsi satu hektar disewakan Rp 6 juta, sekali panen aja uang sewanya sudah Rp 2,4 Miliar. Nah bukankah biasanya panen itu setahun dua kali, dimana sewa itu juga diperhitungkan setiap kali panen," paparnya.

Muhyi menambahkan, aset Pemkab Serang yang pendapatan dari sewanya juga tidak jelas adalah tambak ikan seluas 6 hektar di Desa Linduk, Kecamatan Pontang.

Anggota PAL DPRD Kabupaten Serang lainnya, Munib Awab, membenarkan pernyataan Muhyi itu. Bahkan menurutnya Pemkab Serang juga telah kehilangan potensi pendapatan dari sejumlah lahan yang sedianya dibebaskan untuk pembangunan gedung sekolah. "Di Tirtayasa, tanah yang mau dibangun SMA itu. Terus di Carenang juga ada tanah yang dibebaskan buat SMA tapi sampai sekarang terlantar dan digarap warga,"imbuhnya.

Lebih lanjut Munib mendesak Pemkab Serang untuk segera memberikan penjelasan kepada DPRD Kabupaten Serang terkait permasalahan kehilangan potensi pendapatan tersebut. "Kenapa kok gak masuk? Apa memang tidak dipungut? Kenapa tidak dipungut? Atau dipungut tapi nguap?" ujarnya.(idm)

Tidak ada komentar: