Kamis, 18 September 2008

BPR di 6 kecamatan digabungkan

SERANG, TRIBUN - Sejak 9 September lalu Pemerintah Kabupaten Serang telah menggabungkan enam BPR (Bank Perkreditan Rakyat) miliknya yang ada di enam kecamatan, menjadi BPR Serang. Keenam BPR yang telah digabungkan tersebut adalah BPR Carenang, BPR Pontang, BPR Cinangka, BPR Kragilan, BPR Kasemen, BPR Anyer dan BPR Serang sendiri. Dengan penggabungan ini diharapkan BPR Serang bisa lebih berperan dalam melayani masyarakat serta bisa berkembang sejajar dengan bank-bank nasional atau asing yang ada di Serang.

Selanjutnya, menurut Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Serang Zainal Abidin Afif, kamis (18/9), kepada wartawan, Pemkab Serang perlu melakukan upaya ekstra untuk mendukung BPR Serang. Bentuk dukungan tersebut, kata Zainal, bisa dimulai dengan pemberian anggaran untuk pembangunan kantor pusat BPR Serang murni sebagai bantuan keuangan, bukan merupakan penyertaan modal. “Sebagai institusi perbankan yang ingin maju, kantor yang representatif tentu adalah salah satu syaratnya. Tapi ya itu tadi jangan bentuknya penyertaan modal, karena kalau penyertaan modal sama aja bohong,” paparnya.

Pada kesempatan tersebut Zainal juga meminta warga Kabupaten Serang untuk mendukung keberadaan BPR Serang tersebut dengan menjadi nasabahnya. “Selama ini kan masyarakat di daerah misalnya tahunya BRI (Bank Rakyat Indonesia) saja. Padahal jelas-jelas kita (Pemkab Serang) punya bank sendiri,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, anggota Komisi C, Else Atmasari, bahkan mengusulkan agar Pemkab Serang mulai tahun ini mau menyimpan dana APBD di BPR Serang, sebagai bentuk dukungan lainnya terhadap keberadaan BPR Serang. “Sebagai perusahaan daerah, kalau BPR serang mengelola uang yang banyak kemudian untung, kan tentu saja yang diuntungkan Pemkab Serang sendiri,” katanya memberikan alasan terkait usulannya itu.

Sementara itu Direktur Utama BPR Serang Rasmin ketika dihubungi secara terpisah mengatakan, untuk tahap awal ini pihaknya menargetkan untuk lebih memperbanyak nasabah dan mengembangkan sayap dengan mengeluarkan produk-produk perbankan lainnya. “Pertama saya rasa sosialisasi yang penting sekarang ya. Soalnya masyarakat masih terbiasa dengan bank-bank nasional. Kalau yang lainnya seperti usulan-usulan anggota Komisi C itu, saya memilih untuk tidak berkomentar dulu,” katanya.(idm)

Tidak ada komentar: