Selasa, 02 September 2008

Padarincang dilirik untuk budidaya tanaman nilam

SERANG, TRIBUN - Kondisi tanah di Desa Cibojong, Kecamatan Padarincang dinilai cocok untuk membudidayakan tanaman nilam. Budidaya tanaman bahan baku minyak atsiri yang memiliki nilai jual tinggi ini, rencananya akan dilakukan melalui program CSR (Coorporate Social Responsibility) PT Pertamina.

Demikian disampaikan Direktur PT Gilan Kencana Evi Ramly saat menggelar ekspose kepada Pemerintah Kabupaten Serang, Selasa (2/8). PT Gilan Kencana adalah perusahaan yang digandeng PT Pertamina untuk melaksanakan program CSR berupa budidaya tanaman atsiri tersebut. "Karena ini CSR maka goals-nya adalah pemberdayaan masyarakat. Bukan semata-mata profit oriented," katanya.

Diterangkan Evi, jatuhnya pilihan kepada Desa Cibojong didasarkan kepada kondisi tanahnya yang cocok untuk membudidayakan tanaman nilam karena terletak didataran tinggi. "Selain berdasarkan kajian ilmiah yang sudah kami lakukan dengan melibatkan ahlinya, sebelumnya seorang warga setempat juga sudah pernah ada yang membudidayakan nilam ini, dan berhasil," kata Evi.

Dalam program CSR tersebut, PT Gilan Kencana berencana akan menyewa lahan penduduk dan mengupah penduduk setempat yang tergabung dalam kelompok tani untuk melakukan budidayanya setelah terlebih dahulu diadakan pelatihan.

Untuk tahap awal PT Gilan Kencana berencana akan membuka lahan seluas 50 hektar dengan harga sewa sebesar Rp 500.000 hingga Rp 700.000 per hektarnya. Adapun jumlah penduduk yang akan terserap sebagai buruh diperkirakan akan mencapai 500 orang dengan upah sebesar Rp 30.000 per hari kerja. Program ini akan berlangsung sesuai dengan umur tanaman nilam yakni sekitar dua hingga tiga tahun.

Meski mengaku senang, Wakil Bupati Serang Andy Sujadi yang memimpin jajarannya dalam menerima rombongan PT Gilan Kencana tersebut, meminta agar nilai sewa dan upah buruh yang ditawarkan bisa dinaikan lagi. Hal itu mengingat tanaman nilam adalah komoditas bernilai jual tinggi yang kebutuhannya dipasar dunia juga masih sangat besar. "Sejauh ini minyak nilam (red-minyak atsiri, produk jadi dari tanaman nilam) itu kan cuma dipasok dari Indonesia," imbuhnya.

Lebih jauh Andy bahkan meminta agar para petani tidak sekedar menjadi buruh dalam budidaya tanaman nilam tersebut, melainkan menjadi petani plasma.(idm)

Tidak ada komentar: