Selasa, 16 September 2008

Kesulitan ekonomi sebabkan gizi Buruk

SERANG, TRIBUN – Mengatasi gizi buruk tak hanya cukup dilakukan dengan pemberian makan bergizi dan bernutrisi, melainkan harus dibarengi dengan perbaikan kualitas pendidikan dan ekonomi. Karena dua faktor inilah penyebab munculnya gizi buruk. “Ya rendahnya pendidikan dan kesulitan ekonomi lah penyebab munculnya gizi buruk,” ujar Penjabat Walikota Serang Asmudji HW, Selasa (16/9), pada acara penandatanganan memorandum of understanding (MoU) program perbaikan gizi dan kesehatan masyarakat dengan Yayasan Jaribu, di Aula Pemkot Serang.

Dijelaskan Asmudji, persoalan gizi buruk tidak bisa diatasi oleh pemerintah saja, tapi juga elemen masyarakat lainya, sebab permasalahan gizi buruk tersebut cukup kompleks, dan melibatkan banyak pihak.

Kerjasama yang dilakukan meliputi penanganan, perbaikan, dan peningkatan gizi untuk warga Serang,” katanya.

Masih menurut Asmudji, melalui MoU ini, para kader yang tersebar di 10 Puskesmas di Kota Serang sekaligus mendapat kesempatan menjadi tenaga penyuluh profesional dalam rangka peningkatan gizi dan kesehatan.

Di tempat yang sama, Ketua Umum (Ketum) Yayasan Jaribu Haryo U Kustianto mengungkapkan, berdasarkan fakta yang ada, masalah gizi tidak hanya dialami orang dari keluarga miskin atau keadaan financial pas-pasan, tapi juga dari keluarga berada alias orang kaya. “Ini disebabkan gaya hidup yang tidak sehat dan asupan gizi yang tidak baik,” kata Haryo.

Ditambahkan Haryo, kerjasama dengan Pemkot Serang akan difokuskan pada penanganan gizi balita, yakni dengan penyuluhan di bidang gizi dan kesehatan serta penyelenggaraan training for trainer. Hal ini dilakukan karena angka balita yang menderita gizi buruk di Kota Serang cukup tinggi.

Lebih jauh dikatakan Haryo, melalui MoU ini, pihaknya bisa mendapatkan kesempatan menggunkan fasilitas pemerintah Kota Serang dalam rangka penyuluhan gizi kepada masyarakat. “Saya kira ini merupakan bantuan yang sangat berharga,” pungkasnya.(idm)

Tidak ada komentar: