Minggu, 14 September 2008

Menjadi bupati dengan niat ibadah

Kebenaran sebuah firasat hanya akan teruji jika sudah terwujud. Firasat yang seperti itu pula lah yang nampaknya menghampiri Kepala Pembinaan Mental Markas Komando Kopasus Cijantung Letnan Kolonel Taufik Nuriman saat dirinya bersama sang istri, Eneng Ratna, menunaikan ibadah haji di tanah suci pada tahun 1999. Betapa tidak, firasat tersebut akhirnya mewujud setahun berikutnya. Taufik terpilih menjadi Wakil Bupati Serang, mendampingi Bunyamin.

"Waktu saya sedang wukuf, saya melihat bayangan saya memakai baju serba putih ada di pendopo Kabupaten Serang. Nah ketika tahun 2000 para sesepuh Banten minta saya maju jadi calon Bupati Serang, saya berfikir mungkin ini arti firasat saya itu," kata Taufik.

Adalah Prof Dr. HMA Tihami MA, MM, dan H. Embay Mulya Syarief, dua sesepuh Banten yang pada tahun 2000 menemui Taufik di rumah dinasnya di Jakarta. "Awalnya saya memang ditawari menjadi Bupati oleh beliau-beliau itu. Tapi proses politik kemudian akhirnya menjadikan saya wakil bupati," ujarnya.

Sebagai seorang tentara dengan karir militer yang tidak bisa dibilang rendah, memutuskan berhenti dari militer untuk maju menjadi calon kepala daerah, tentu bukan perkara mudah. Taufik pun mengkonsultasikan hal ini dengan orang-orang terdekatnya, yakni istri dan orang tua. "Istri dan orang tua ternyata mendukung. Ya akhirnya dengan bismillah saya terima deh tawaran itu. Apa lagi kalau inget punya firasat yang waktu naik haji itu," katanya seraya tertawa.

Hanya berhasil menduduki jabatan wakil bupati, tidak membuat Taufik patah semangat. Kemauan belajar nya yang keras serta kesunguh-sungguhannya dalam menjalankan tugas kemudian menjadi kredit poin dimata warga Kabupaten Serang. Alhasil ketika pada periode berikutnya, dia memutuskan untuk berpisah dengan Bunyamin dan maju menjadi calon bupati, berpasangan dengan Andi Sujadi, dia pun terpilih.

Sebagai daerah yang terkenal dengan nilai-nilai keislamannya, warga Kabupaten Serang saat itu nampaknya menemukan figur pemimpin yang islami pada diri Taufik. Pilihan tersebut nampaknya tidak meleset. Sebagai bupati, Taufik tampak sangat concern terhadap islam dengan selalu mengeluarkan kebijakan-kebijakan pembangunan yang berwawasan islam.

Sebagai pribadi, Taufik nampak begitu menguasai dan menjalani nilai-nilai islam dalam setiap gerak dan langkahnya. "Sebenarnya semua itu bagaimana niatnya. Saya ini jadi bupati niatnya ibadah. Mewakafkan apa yang saya punya dan miliki, materiil-immateriil untuk masyarakat yang saya pimpin. Soalnya tanggungjawab menjadi pemimpin itu berat. Tapi ini amanah, cara yang diberikan oleh Alloh kepada saya untuk beribadah," katanya.(idm)

Tidak ada komentar: