Kamis, 21 Agustus 2008

Irigasi tak diperbaiki, BBWSC didemo


SERANG, TRIBUN - Ancaman Forum Komunikasi Petani dan Nelayan atau FKPN Pontirta (Kecamatan Pontang, Tirtayasa dan Tanara) untuk turun ke jalan terkait tidak kunjung diperbaikinya saluran irigasi sekunder di Kecamatan Tirtayasa, Kamis (21/8), menjadi kenyataan.

Puluhan petani yang membawa berbagai poster, sejumlah bendera FKPN dan jerami kering mendatangi kantor Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Ciliman (BBWSC) Departemen Pekerjaan Umum di Serang mulai pukul 11.00. Unjuk rasa diarahkan ke BBWSC mengingat perawatan saluran irigasi di wilayah pantura Kabupaten Serang tersebut adalah kewenangan BBWSC. Selain itu, sebelumnya BBWSC juga pernah berjanji akan segera melakukan pengerukan dengan alat berat di saluran irigasi sekunder tersebut. Akibatnya ribuan hektar sawah di lima desa yakni Tuser, Samparwadi, Kemanisan , Kebuyutan dan Kedaung, tidak bisa ditanami.

"Mana janji kalian? Sudah hampir dua bulan tidak ada realisasinya. Tahukah kalian dengan kalian telah ingkar janji, kami ini hampir-hampir tidak bisa makan," kata Sulaeman (58), seorang petani asal Desa Samparwadi dalam orasinya.

Kepala Bagian Tata Usaha BBWSC Sudrajat kepada sejumlah perwakilan pengunjukrasa yang kemudian dia terima untuk beraudiensi mengatakan, perbaikan saluran sekunder Tirtayasa yang dikeluhkan pengunjukrasa tersebut baru akan dilakukan pada 2009. "Sesuai dengan program kami, itu baru akan kita garap tahun 2009. Sekarang ini kami masih mengerjakan yang dibagian hulunya," katanya seraya menunjukan peta program kerja BBWSC.

Setelah melalui perundingan yang alot akhirnya disepakati BBWSC untuk sementara waktu akan meminjamkan empat unit mesin pompa air ukuran 4 inchi untuk mengalirkan air dari saluran irigasi induk di bagian hulu. Alotnya perundingan tersebut disebabkan para petani mengaku keberatan jika harus menanggung biaya operasional mesin pompa air tersebut. Mereka menginginkan agar BBWSC menanggung biaya operasional tersebut atau BBWSC melakukan pengerukan saluran irigasi sekunder tersebut dengan tenaga manusia atau manual. Sementara itu BBWSC sendiri mengaku tidak memiliki dana untuk menanggung biaya dari kedua opsi tersebut. Pasalnya, menurut Sudrajat, dana untuk keperluan tersebut justru berada di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (DPSDA) Provinsi Banten berupa dana Tugas Pembantuan atau TP. "Sudah sekarang terima saja dulu pinjaman mesin itu. Soal biaya nanti saya akan koordinasikan dengan DPSDA," kata Sudrajat.(idm)

1 komentar:

Amisha mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut