Kamis, 28 Agustus 2008

BCB dan situs arkeologi di Serang memprihatinkan

SERANG, TRIBUN - Sejumlah benda cagar budaya (BCB) dan situs arkeologi di Kabupaten Serang diyakini dalam kondisi rusak dan tidak terawat. Pengrusakan diduga dilakukan oleh anggota masyarakat yang terdesak kebutuhan ekonomi dengan cara mengambil bagian-bagian dari BCB atau situs arkeologi tersebut untuk dijual. Adapun tidak terawatnya BCB dan situs arkeologi tersebut disebabkan karena tidak adanya perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Serang sendiri.
Demikian diakui wakil Bupati Serang Andi Sujadi saat membuka acara seminar sehari bertajuk Upaya penyelamatan dan pendayagunaan BCB dan situs arkeologi di Serang, di aula Setda II Kabupaten Serang, Rabu (27/8). "Terakhir saya dilapori kalau bendung pamarayan yang termasuk sebagai salah satu benda cagar budaya itu, sekarang kondisinya memprihatinkan. Besi-besinya banyak dicuri orang," katanya memberi contoh.
Untuk itu, Andi memandang perlu segera dimilikinya sebuah Peraturan Daerah yang mengatur tentang perelindungan BCB dan situs arkeologi tersebut. Namun demikian, Andi juga berharap agar pemerintah pusat memberikan dukungan terhadap upaya tersebut, misalnya dengan memberikan bantuan dana. Sebab, lanjutnya, tidak adanya perawatan seperti yang diharapkan itu salah satunya disebabkan oleh ketiadaan dana yang memadai.
Seminar yang digelar oleh LSM Rekonvasi Bhumi itu menghadirkan pembicara Gede Surate dari Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Departemen Dalam Negeri, Roseri Putri, Ali Fadilah dan Tibagus Najib. Tiga pembicara yang disebutkan terkahir berasal dari Direktorat Jenderal Kepurbakalaan dan Museum Departemen Pariwisata dan Kebudayaan.
Dewan Pembina LSM Rekonvasi Bhumi Aman Sukarso disela-sela acara kepada wartawan mengaku prihatin oleh kondisi yang menimpa BCB dan situs arkeologi di Serang tersebut. Untuk itu, kata Aman, sebagai langkah awal pihaknya akan mengupayakan agar BCB dan situs arkeologi tersebut bisa diinventarisir terlebih dahulu keberadaannya. "Soalnya sampai sekarang Pemkab Serang itu belum punya datanya sama sekali terkait itu," imbuh Aman. Melalui seminar tersebut, menurut Aman, pihaknya dengan seluruh stake holder yang terkait seperti Dinas Pariwisata Kabupaten Serang dan Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Serang akan mencari formulasi penanganan BCB dan situs arkeologi tersebut. "makanya hari ini kta datangkan ahli-ahlinya, agar kita tahu apa itu BCB, apa itu situs arkeologi, bagaimana merawatnya, bagaimana melindunginya dan sebagainya," pungkasnya.(idm)

Tidak ada komentar: